Halusinasi adalah persepsi
sensori yang salah satu pengalaman persepsi yang tidak sesuai dengan kenyataan
(Shella L. Videheck, 2001 : 298).
Halusinasi adalah sensori yang timbul berdasarkan pada stimulus internal yang tidak sesuai dengan kenyataan
(Ruth F. Craven, 2002 : 1179)
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang individu
mengalami perubahan dalam jumlah atau pola stimulus (baik dimulai dari internal
ataupun eksternal) yang dihubungkan dengan sesuatu kekurangan,
berlebih-lebihan, distorsi atau kegagalan dalam berespon terhadap setiap
stimulus (Mary C. Townsend, 1998 : 224).
Halusinasi adalah penginderaan tanpa sumber rangsang
eksternal (Harold I. Kapian, 1998 : 267).
Dengan demikian halusinasi
adalah persepsi tentang objek, bayangan dan sensasi yang timbul tanpa stimulus
eksternal.
Jenis-jenis
halusinasi :
a.
Halusinasi penglihatan
Klien melihat gambaran yang jelas atau samar-samar tanpa stimulus yang
nyata dan orang lain tidak melihatnya.
b.
Halusinasi pendengaran.
Klien mendengar suara dan bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus
nyata dan orang lain tidak mendengarnya.
c.
Halusinasi penciuman
Klien mencium bau yang muncul dari sumber-sumber tertentu tanpa stimulus
yang nyata dan orang lain tidak menciumnya.
d.
Halusinasi pengecapan
Klien merasa makan sesuai yang tidak nyata, biasanya merasakan rasa
nyaman yang tidak enak.
e.
Halusinasi perabaan
Klien merasa sesuatu pada kulit tanpa stimulus yang nyata dan orang lain
tidak merasakannya (Rasmun, 2001 : 23)
Halusinasi adalah persepsi sensori keadaan dimana individu tidak dapat
membedakan hal yang nyata dan tidak nyata dapat memusatkan perhatian tanpa
adanya rangsangan eksternal.
1. Etiologi
a.
Faktor Pendukung
1. Biologis
Abnormalitas
otak yang menyebabkan respons neorobiologik yang adaptif.
2. Psikologis
Orang
tua yang salah mendidik anak, konflik perkawinan, koping menghadapi stress
tidak konstruktif
3. Sosial
budaya
Ketidakharmonisan
sosial budaya, hidup terisolasi, stres yang menumpuk.
b.
Faktor pencetus
- Biologi
Stresor biologis yang berhubungan dengan respon neurobiologis
yang adaptif termasuk gangguan dalam pusaran umpan balik otak yang mengatur
proses informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.
- Stres lingkungan
Secara
biologis menetapkan cabang toleransi terhadap stress yang berinteraksi dengan
stresor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku.
- Pemicu gejala
Pemicu
yang biasanya terdapat pada respon neurobiologik yang adaptif berhubungan
dengan kesehatan, lingkungan dan sikap individu (Stuart dan Sundeen, 1998 : 309
– 310)
3. Patofisiologi
a.
Tahap I
Memberi rasa
nyaman tingkat ansietas sedang, secara umum halusinasi merupakan sesuatu
kesenangan.
1.
Karakteristik
Mengalami
ansietas, kesepian, rasa bersalah, ketakutan, mencoba berfokus pada pikiran
yang dapat menghilangkan ansietas, dan pikiran pengalaman sensori masih ada
dalam kontrol kesadaran (non psikotik)
2.
Prilaku klien
Tersenyum,
tertawa sendiri, menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakkan mata yang cepat,
respon verbal yang lambat, diam dan berkonsentrasi.
b.
Tahap II
Menyalahkan,
tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan rasa antipati.
1.
Karakteristik
Pengalaman
sensori menakutkan, merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut, mulai
merasa kehilangan kontrol dan menarik diri dari orang lain (non psikotik).
2.
Prilaku klien
Terjadi
peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah perhatian dengan
lingkungan berkurang, konsentrasi terhadap pengalaman sensorinya, kehilangan
kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas.
c.
Tahap III
Mengontrol,
tingkat kecemasan berat dan pengalaman halusinasi tidak dapat di tolak lagi.
1.
Karakteristik
Klien menyerah
dan menerima pengalaman sensorinya (halusinasi) isi halusinasi menjadi
atraktif, dan kesepian bila pengalaman sensori berakhir (psikotik).
2.
Prilaku klien
Perintah
halusinasi ditaati, sulit berhubungan dengan orang lain, perhatian terhadap
lingkungan berkurang, hanya beberapa detik dan tidak mampu mengikuti perintah
dan perawat, tampak tremor dan berkeringat.
d.
Tahap IV
Klien sudah
dikuasai oleh halusinasi, klien panik.
1.
Karakteristik
Pengalaman
sensori menjadi mengancam dan halusinasi dapat berlangsung selama beberapa jam
atau hari.
2.
Prilaku klien
Prilaku panik,
resiko tinggi mencederai, agirasi atau kataton serta tidak mampu berespon
terhadap lingkungan (Menurut Tim Keperawatan Jiwa FIK – UI, 1999, dikutip oleh
Rasmun, 2001 : 24)
4. Tanda
dan gejala
Tanda
dan gejala yang muncul pada klien halusinasi adalah :
a. Bicara,
senyum, tertawa sendiri.
b. Mengatakan
mendengar suara, melihat, mengecap, mencium, dan merasa sesuatu tidak nyata.
c. Merusak
diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
d. Tidak
dapat membedakan hal nyata dan tidak nyata.
e. Tidak
dapat memusatkan perhatian dan konsentrasi.
f. Pembicaraan
kacau, kadang tidak masuk akal.
g. Sikap
curiga
h. Menarik
diri dan menghindar dari orang lain.
i.
Sulit membuat keputusan, ketakutan.
j.
Tidak mampu melakukan asuhan mandiri
k. Mudah
tersinggung dan menyalahkan diri sendiri dan orang lain.
l.
Muka merah dan kadang pucat.
m. Ekspresi
wajah tegang
n. Tekanan
darah meningkat, nadi cepat dan banyak keringat (Mary C. Townsend, 1998 : 98 –
103)
5. Penatalaksaan Medis
Prinsip umum
:
a.
Pendekatan pada individu
b.
Farmakoterapi (anti psikotik) harus ditunjang oleh
psikoterapi seperi klorpromazin 150 – 600 mg/hari, Haloperidol 5 – 15 mg/hari
perpenozin 12 – 24 Mg/hari dan Flufenozin 10 – 15 Mg/hari. Obat dimulai dengan
dosis oral sesuai dengan dosis anjuran, dinaikkan, sampai mencapai dosis
optimal. Dosis ini di pertahankan sekitar 8 – 12 minggu (stabilitas), kemudian
diturunkan setiap 2 minggu sampai mencapai dosis pemeliharaan.
Dipertahankan
8 bulan sampai 2 tahun (diselingi masa bebas obat 1 – 2 hari/minggu dan
kemudian topering of, dosis diturunkan tiap 2 – 4 minggu dan dihentikan.
c.
Satu macam pendekatan terapi tidak cukup
Tujuan utama
di rumah sakit adalah ikatan efektif antara Px dan sistem pendukung masyarakat
(Arip Mansjoer, 1999 : 2000)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar