kelompok

Sabtu, 22 September 2012

Sesak Napas

SESAK NAPAS DAN GAWAT NAPAS


DEFINISI
Sesak napas ialah sukar bernapas secara subyektif, yaitu keluhan pasien, sedangkan gawat napas ialah sukar bernapas yang dinilai secara obyektif oleh pemeriksa.

PENANGGULANGAN SEGERA PADA KEADAAN YANG MENGANCAM NYAWA
            Pada keadaan yang mengancam nyawa, perlu dengan segera menilai derajat kegawatannya dan memberikan perawatan yang diperlukan.
            Langkah pertama pada penilaian sesak napas atau gawat napas adalah dengan cepat menilai derajat kegawatan pasien dan keadaan jantung serta laju napas (Respiration Rate)  dan terutama bila timbul dalam waktu singkat (beberapa menit sampai jam), maka dalam waktu bersamaan lakukan pemeriksaan penilaian kegawatan dan terapi dengan cepat.

A.  INFORMASI DIAGNOSTIK
            Setelah oksigen mulai diberikan dan keadaan yang mengancam nyawa teratasi, lakukan tindakan berikut untuk mencari data kardiopulmoner :
1.       Riwayat Trauma
2.       Riwayat Asma
3.       Riwayat penyakit singkat yang mengarah ke penyakit kardiopulmoner, berdasarkan lamanya serangan sesak napas.
4.       Catat obat-obat yang dipakai yang didapat dengan resep dokter atau tanpa resep serta dosis obat yang digunaka.
5.       Pemeriksaan jantung, paru, abdomen dan lain-lain, sesuai dengan indikasi.
6.       Pemeriksaan darah lengkap, urinalisis, kreatinin serum dan ureum darah dan elektrolit serum, sesuai dengan indikasi.
7.       Analisis gas darah serta pH darah, sesuai dengan indikasi.
8.       Foto toraks dan EKG, sesuai dengan indikasi.

B.  TINDAKAN YANG SEGERA DILAKUKAN
1.      Bebaskan jalan napas (Airway & Breathing)
2.      Berikan oksigen (Breathing)
3.      Pasang Infus (Circulation)
4.      Pantau EKG.
Dari keterangan data diagnostik, biasanya penyebab sesak napas dapat didiagnosa, dan terapi secara spesifik dapat diberikan.


SUMBATAN BERAT JALAN NAPAS ATAS

DIAGNOSIS
            Perhatikan (Inspeksi) gerak  dada dalam usaha inspirasi yang tidak efektif, adanya retraksi  suprasternal, supraklavikular, intercostal atau epigastrial.  Dengarkan (Auskultasi) suara stridor waktu inspirasi dan ekspirasi.  Sering disertai dengan sianosis dan penderita tampak gelisah, yang menunjukkan adanya sumbatan berat jalan napas atas.  Diagnosis dapat dipertegas dengan meminta pasien untuk berbicara,  pasien dengan sumbatan berat jalan napas atas tidak mampu berbicara, walaupun berbisik.

PENGOBATAN
I.        Di luar rumah sakit :  Hilangkan kemungkinan benda asing yang menyumbat dengan  memukul punggung pasien atau dengan melakukan kompresi dada dan abdomen menurut perasat dari Heimlich, atau masukkan jari ke hipofaring untuk mengeluarkan benda asing.
II.      Di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
1.      Segera dikerjakan laringoskopi langsung.  Benda asing dapat dikeluarkan dengan memakai cunam pada laringoskopi.  Sumbatan yang  disebabkan oleh bekuan darah, jaringan lunak atau edema lokal dapat dihilangkan dengan pemasangan pipa endotrakea (Endotracheal Tube).   Bila  diduga terdapat epiglotitis, buat foto leher lateral, kalau tidak diperlukan intubasi endotrakea dengan segera.  Pada edema laring oleh reaksi anafilaksis diberi pengobatan dengan adrenalin.
2.      Terapi  pembedahan dilakukan bila sumbatan jalan napas atas tidak dapat diatasi dengan intubasi endotrakea atau dengan mengeluarkan benda asing.  Pada keadaan ini dilakukan tindakan krikotiroidetomi atau trakeostomi.

SIKAP
Segera dirawat untuk pengobatan dan observasi.


SUMBATAN JALAN NAPAS PADA STUPOR ATAU KOMA

DIAGNOSIS
            Stupor atau koma pada pasien dengan gawat nafas  berat biasanya disebabkan oleh retensi CO2, atau hipoksia berat.
            Bila mungkin , sebelum diberikan napas atau oksigen , periksa dulu analisis gas darah.

PENGOBATAN
            Bantuan ventilasi (sungkup ke balon atau mulut ke mulut) harus diberikan sampai dapat dilakukan intubasi endotrakea. Berikan oksigen 6 L/menit, melalui sungkup muka, kateter hidung atau dengan mengunakan balon Ambu (Ambu-bag) dengan oksigen  10-15 L.
            Segera setelah oksigenisasi dan pertukaran CO2 sebagian terkoreksi dengan ventilasi buatan, pasien di intubasi. Tindakan ini akan melindungi jalan napas (dengan mencegah aspirasi) dan memungkinkan bantuan napas yang efektif.

SIKAP
            Rawat untuk menegakkan diagnosis penyebab dan pengobatan lebih lanjut.


ASPIRASI  MASIF

DIAGNOSIS
            Aspirasi masif ditemukan pada pasien dengan muntah berat, dan pada pemeriksaan terdapat sisa-sisa makanan dimulutnya.
            Bila pasien dalam gawat napas dan memerlukan tindakan dengan segera dalam keadaan yang mengancam nyawanya, diperiksa analisis gas darah sambil memberikan tindakan dan pengobatan.
            Perlu diketahui tidak ada pemeriksan fisik yang dapat menggantikan penilaian analisis gas darah untuk menegakkan diaknosis pasti.
            Keadaan agitasi dan meracau (delirium), walau bukan merupakan gejala yang khas, dapat sebagai akibat hipoksia. Penyebab dasar dari hipoksia ini harus diketahui  untuk penanggulangannya.

PENGOBATAN
            Setelah jalan nafas dibebaskan berikan oksigen 5 – 10 liter / menit melalui sungkup atau kateter hidung sambil menunggu hasil analisis gas darah.  Umumnya pasien dengan sesak napas yang  disebabkan penyakit organik akan mengalami hipoksia.  Dalam hal yang demikian perlu diberikan oksigen, terutama bila PaO2 kurang dari 75 mmHg.  Kecuali pasien dengan PPOM (Penyakit Paru Obstruktif  Menahun), oksigen diberikan dengan aliran rendah (24% dengan ventimask, atau kateter hidung 1-2 liter / menit), untuk mencegah retensi CO2.
            Bila keadaan sudah stabil dilakukan bronkoskopi untuk mengisap ke luar atau mengambil benda asing dari saluran napas.  Akan tetapi pada sumbatan jalan napas oleh benda asing, bronkoskopi dilakukan terlebih dulu tanpa menunggu keadaan stabil.

SIKAP
            Rawat segera untuk diagnosis dan pengobatan.


FLAIL CHEST

DIAGNOSIS
            Pada pemeriksaan fisik pasien dengan dada tergirik pasca trauma, biasanya tampak gerakan paradoksal iga-iga atau sternum (tertekan ke dalam pada waktu inhalasi dan terdorong ke luar pada waktu ekshalasi).

PENGOBATAN
1.       Berikan oksigen tambahan.  Gunakan sungkup muka – balon untuk membantu ventilasi pada pasien dengan hipoventilasi berat.
2.       Intubasi endotrakea untuk membantu respirasi tidak harus dilakukan, bila hasil pemeriksaan analisis gas darah cukup memuaskan (PO2 > 65 mmHg dan PCO2 < 44 mmHg).  Berikan oksigen sesuai dengan indikasi.
3.       Berikan obat analgesia dan awasi tanda depresi napas.  Obat analgesia misalkan morfin 1 – 4 mg IV, obat ini jangan diberikan bila terdapat ancaman gagal napas.

SIKAP
            Semua pasien trauma dengan dada tergirik (flail chest) memerlukan perawatan dengan segera dan dilakukan fiksasi iga.

KELEMAHAN OTOT PERNAPASAN

DIAGNOSIS
            Pasien dengan sesak napas atau gawat napas yang berhubungan dengan penyakit neuromuskular progresif biasanya mengalami hipoventilasi (analisis gas darah menunjukkan hipoksia dan hiperkapnea) dan kadang-kadang secara obyektif terdapat pula kelemahan kelompok otot yang lain.  Beberapa kemungkinan penyebab adalah Sindroma Guillain Barre,  Miastenia Gravis, Paralisis Periodik, dan Botulismus.
           
PENGOBATAN DAN SIKAP
            Keluhan sesak napas pasien diperhatikan dan evaluasi keadaan inspirasi dengan memeriksa analisis gas darah dan uji fungsi paru (misalnya pemeriksaan kapasitas vital dan usaha inspirasi maksimal).  Intubasi tidak harus dilakukan bila hasil analisis gas darah cukup baik.  Terapi spesifik harus difokuskan pada penyakit neuromuskular yang menyebabkan kelemahan otot pernapasan.  Pasien harus segera dirawat.


PNEUMOTORAKS

DIAGNOSIS
            Pasien dengan pneumotoraks, sering datang dengan nyeri dada dan gawat napas berat, pada perkusi terdengar nyaring (hipersonor atau timpani) di sisi paru yang terkena,  dan pada auskultasi didapatkan suara napas melemah atau hilang sama sekali di sisi paru yang terkena.  Tingkat sesak napas atau gawat napas tergantung pada besarnya kolaps paru dan besarnya tekanan (terutama pada tension pneumothorax).  Pada foto toraks tampak jaringan paru kolaps dan didalam rongga pleura terdapat udara.   Sejumlah kecil cairan mungkin juga terdapat dalam rongga pleura (Fluidopneumothorax).   Tension Pneumothorax  menunjukkan gejala yang sama dan pada foto toraks sering tampak rongga mediastinum yang terdorong dari sisi yang terkena.
PENGOBATAN
            Pada pneumotoraks bilateral atau tension pneumothorax  (pneumotoraks tekan) unilateral, merupakan indikasi untuk melakukan torakostomi dengan segera, walaupun pasien tampaknya stabil, karena selalu mungkin terjadi perburukan yang mendadak.   Torakostomi  dilakukan dengan cara menusukkan jarum 14 – 16 F di sela iga II di garis  klavikula tengah (mid-claviculair).
            Pada pasien dengan pneumotoraks simpel yang unilateral (bukan tension pneumothorax)  lebih baik sebelum dirawat dipasang dulu pipa torakostomi (WSD) di IGD.  Pasien dengan pneumotoraks ringan, pipa torakostomi/WSD dipasang secara elektif.   Bila pneumotoraks  tidak luas, resolusi dapat terjadi secara spontan.

SIKAP
I.        Pasien yang mendapat pipa atau jarum torakostomi, termasuk pasien dengan tension pneumothoraks atau pneumotoraks bilateral segala jenis, perlu segera dirawat.
II.      Pasien dengan pneumotoraks ringan, ukuran kecil sampai sedang, diobservasi untuk beberapa hari tanpa pipa torakostomi/WSD untuk melihat apakah keadaannya stabil atau telah mendapat perbaikan.


PNEUMOTORAKS TEKAN / PNEUMOTORAKS PENTIL / TENSION PNEUMOTHORAX.

DIAGNOSIS
            Gawat napas berat yang berhubungan dengan pneumotoraks pentil, biasanya terjadi pada kecelakaan (trauma tumpul ataupun trauma tajam toraks).  Pada keadaan ini terdapat hipersonor pada hemitoraks yang terkena, dengan suara napas yang melemah atau bahkan hilang sama sekali, hipotensi serta vena leher melebar.  Bila waktu memungkinkan, diagnosis klinis dapat dipertegas dengan membuat foto toraks, tampak trakea terdorong dan jaringan paru yang kolaps.  Dalam hal ini foto toraks sudah cukup untuk diagnosis.
PENGOBATAN
1.       Berikan oksigen melalui sungkup muka atau kateter hidung.
2.       Pasang pipa torakostomi / WSD.  Untuk tindakan torakostomi segera, bila alat untuk memasang pipa torakostomi belum tersedia, gunakan jarum besar dengan ukuran No. 14 – 16.  Resiko pemasangan pipa torakostomi tanpa pemeriksaan foto toraks haruslah dipertimbangkan terhadap beratnya gawat napas dan kepastian diagnosa klinis. Bila tindakan itu dilakukan dengan tepat, resiko pemasangan torakostomi sangat rendah, walaupun pada pasien tanpa  pneumotoraks. 

SIKAP
Pasien segera dirawat.


HIDROTORAKS DAN HEMATOTORAKS

DIAGNOSA
Cairan didalam rongga pleura mengakibatkan paru kolaps. Sejumlah kecil udara yang mungkin ada, dapat juga menyebabkan keadaan itu. Pasien mengeluh sesak napas atau pada pemeriksaan foto toraks tampak gawat napas, sedangkan pada perkusi terdengar pekak pada sisi yang terkena dan pada auskultasi terdengar suara napas melemah atau hilang. Dibuat foto toraks untuk menentukan diagnosis.
 
PENGOBATAN
I.        Hidrotoraks : Bila sesak timbul mendadak dan diduga sebagai akibat hidrotoraks, segera lakukan drainase, dengan mempergunakan jarum atau  kateter kecil, bila cairan serosa. Tetapi bila fusi kental (purulen) diperlukan pipa torakostomi.  Pada satu kali pungsi, cairan yang dikeluarkan jangan lebih dari 1 – 2 liter, karena resiko terjadinya ekspansi paru.  Cairan dikirim ke laboratorium untuk dilakukan analisis (pH, berat jenis, hitung sel, glukosa, protein, laktat dehidrogenase, dan amilase), kultur (untuk Mikrobakterium tuberkulosa dan kuman lain), serta pemeriksaan sitologik.
II.      Hematotoraks :  Pada hematotorak yang disebabkan oleh trauma sebaiknya dilakukan torakosentesis atau pemasangan torakostomi (atau keduanya) setelah pasien dirawat.

SIKAP
Perawatan diperlukan untuk semua pasien, kecuali yang dengan efusi pleura kronik yang diketahui penyebabnya.


EMBOLI PARU AKUT

DIAGNOSIS
            Pasien dengan emboli paru akut dan infark, biasanya mengalami sesak napas, takipnea, nyeri dada, takikardia, hipoksia dan hipokapnia.  Mungkin ada demam subfebril, batuk, hemoptisis dan mengi (wheezing).  Pada foto toraks tampak infiltrat paru, dan kadang-kadang dengan efusi pluera.
            Pasien dengan emboli paru harus dibedakan dengan infark jantung.  Keduanya mempunyai gejala yang hampir sama, tetapi pada infark jantung sering tanpa infiltrat paru, demam dan hemoptisis.  Pada emboli paru masif, lebih sering ditemukan nyeri dada anterior  hebat, sesak napas, hipoksia berat, sinkope dan syok.
            Pasien dengan endokarditis sisi kanan dan penyebab lain dari emboli paru septik, biasanya terdapat demam tinggi dan menggigil yang ada hubungannya dengan gejala emboli paru.  Pada pemeriksaan foto toraks sering tampak infiltrat berbercak banyak (multipel) yang sering berkavitas setelah beberapa hari sakit.
            Pemeriksaan analisis gas darah menunjukkan terdapatnya pintasan paru           (A -  aDO2 = perbedaan isi oksigen dalam alveolus dan arteri) yang tinggi.
            Pemeriksaan CT-scan paru (tomogram komputer paru) dengan ventilasi  perfusi yang normal menyingkirkan diagnosis emboli paru, sedangkan angiografi paru yang dilakukan dalam waktu 24 jam setelah emboli dapat dipakai untuk menyingkirkan atau menegakkan diagnosis.

PENGOBATAN
1.       Berikan Oksigen
2.       Berikan analgesik untuk menghilangkan nyeri
3.       Obati syok (bila ada)
4.       Heparin harus mulai diberikan (kecuali bila ada kontra indikasi mutlak) pada emboli yang diduga kuat.  Jangan berikan heparin pada kasus yang diduga emboli septik.

SIKAP
            Pasien yang diduga atau jelas emboli paru, memerlukan perawatan.


ATELEKTASIS MASIF

DIAGNOSIS
            Atelektasis paru adalah kolapsnya alveolus yang tidak disebabkan oleh pneumotoraks atau hidrotoraks.   Pada sisi yang terkena gerakan dada berkurang, perkusi pekak, dan suara napas melemah atau hilang.  Sesak napas, takikardia dan sianosis mungkin ada.  Secara radiologik kelainan tampak berupa peningkatan densitas pada paru yang kolaps dengan volume berkurang dari hemitoraks yang terkena, penyempitan sela iga, hemidiafragma meninggi, dan mediastinum tertarik ke sisi yang terkena.

PENGOBATAN
            Pada kasus atelektasis masif jarang terjadi gagal napas.  Bila tidak ada gagal napas, tidak diberikan oksigen sampai ada hasil analisis gas darah.  Bila terdapat gagal napas maka diperlukan pemberian oksigen yang biasanya juga dengan bantuan ventilasi.  Tindakan ini harus sudah mulai diberikan di IGD.
SIKAP
            Perawatan diperlukan, kecuali bila diketahui bahwa proses penyakit adalah kronik atau nonprogresif.

EDEMA PARU

DIAGNOSIS
            Pasien dengan edema paru mengalami sesak napas, yang pada kasus berat sering terdapat batuk dengan sputum berbusa berwarna merah muda.  Pada pemeriksaan auskultasi terdapat ronki, dan selalu terdapat infiltrat bilateral pada foto toraks.  Jarang sekali demam.  Pada edema paru kardiak, gejala lain dari dari gagal jantung biasanya ada, yaitu ortopnea, takikardia, vena leher melebar (peningkatan JVP), reflek hepatojugular, edema perifer, kardiomegali, atau gallop ventrikuler.  Mengi (wheezing) mungkin ada, menandakan adanya asma kardial.
            Edema paru non kardiak dapat disebabkan oleh overdosis obat (terutama heroin), inhalasi asap atau gas beracun, bakterimia, syok dan uremia.

PENGOBATAN
1.       Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan
2.       Pengobatan lain (kausatif) tergantung pada diagnosisnya, edema paru kardiak atau non kardiak.  Pengobatan untuk mengurangi edema paru biasanya dengan menggunakan diuretik.

SIKAP
            Pasien dengan sesak napas oleh karena edema paru akut memerlukan perawatan.  Pasien dengan edema paru kronik, ringan dan rekuren (biasanya kardiak) dapat diobati dengan cara rawat jalan.



PNEUMONIA

DIAGNOSIS
            Pasien dengan pneumonia umumnya dengan riwayat demam dan batuk.  Sesak napas merupakan gejala sekunder atau lanjut.  Biasanya terdapat sputum purulen dan nyeri dada pleuristik.  Pada anak, demam dan batuk merupakan gejala yang tetap. 
            Pada pemeriksaan fisik, terdapat pasien panas dengan pemeriksaan paru didapatkan perkusi pekak dan ronki terlokalisasi.  Tanda ini ada hubungannya dengan tanda konsolidasi.
            Pada foto toraks terdapat satu atau lebih infiltrat paru, kecuali  pada pasien dengan pneumonia pada stadium dini.  Pada pemeriksaan darah rutin dapat ditemukan leukopenia.

PENGOBATAN
            Berikan antibiotik yang sesuai dengan keadaan klinik dan hasil pemeriksaan mikrobiologik sputum dengan pewarnaan gram.  Antipiretik dan mucolitik dapat diberikan sesuai kebutuhan.

SIKAP
            Rawat semua pasien yang sakit berat, yaitu pasien yang berusia sangat muda atau sangat tua, pasien yang menderita juga penyakit berat lainnya dan pasien dengan pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya.
            Pasien remaja dan dewasa muda dengan penyakit virus ringan, mikoplasma atau pneumonia pneumokokus dapat diobati dengan rawat jalan.


PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF MENAHUN (PPOM) DAN FIBROSIS KISTIK

DIAGNOSIS
            Pada kelainan ini, aliran udara ekspirasi cenderung berkurang lebih dari aliran inspirasi.  Pasien dengan sesak napas yang disebabkan oleh penyakit jalan napas ini biasanya mempunyai riwayat sesak napas dan mengetahui keadaan penyakitnya.

DIAGNOSIS
            Batuk adalah gejala yang tersering, walaupun produksi sputum bervariasi.  Umumnya terdengar mengi pada auskultasi, yang jelas sekali pada ekspirasi paksa.
            Pasien dengan penyakit jalan napas kronik, terutama pada fibrosis kistik, mempunyai dada yang menonjol (hiperinflasi).   Kadang-kadang pasien dengan penyakit jalan napas obstruktif berat, mungkin mempunyai paru dengan volume pasang surut (tidal volume) yang tidak cukup untuk menimbulkan suara mengi (wheezing).  Pada kasus yang demikian ini, hasil pemeriksaan yang utama adalah hiperekspansi dada dan suara napas sangat melemah.

PENGOBATAN
            Tindakan berikut dapat digunakan dengan aman di IGD, walaupun diagnosis kurang tepat :
1.      Berikan oksigen (hati-hati pada PPOM, harus dengan aliran yang rendah)
2.      Rehidrasi dengan cairan peroral atau parenteral
3.      Bronkodilator
4.      Fisioterapi untuk mengeluarkan mukus.

SIKAP
            Pasien dengan sesak napas berat, atau berubah menjadi lebih berat dengan cepat dan pasien yang tidak ada perbaikan pada pengobatan selama di IGD, harus dirawat.


ASMA BRONKIAL
            Pada  Asma bronkial terdapat periode spasme bronkus dan hipersekresi mukus dengan diselingi oleh masa bebas serangan. Pada masa bebas serangan pasien merasa sehat kembali.
            Selama serangan, spasme bronkus dan hipersekresi mukus terjadi bersama-sama, sehingga menyebabkan sumbatan jalan napas dan udara terperangkap didalam paru.
            Berbagai keadaan dapat merupakan faktor penyebab serangan asma, seperti adanya infeksi saluran napas, obat-obatan(aspirin, antiinflamasi nonsteroid), makanan, kegiatan fisik yang berlebihan, stres emosi, terhirup zat yang merangsang, pekerjaan yang menyebabkan polusi (debu), gas dan lain-lain.

DIAGNOSIS

            Gejala yang biasa ditemukan ialah sesak napas dan batuk. Bila sudah sering terjadi serangan asma. Terdapat bunyi mengi (wheezing) ketika bernafas.
            Berdasarkan beratnya serangan, asma bronkial dibagi atas asma ringan, sedang dan berat.
            Pasien sesak nafas dan gelisah. Pada asma berat terdapat juga takikardi dengan denyut jantung lebih dari 120 per menit. Pada keadaan yang lebih berat lagi terdapat juga pulsus paradoksus yang lebih dari 10 mm Hg. Hal ini menunjukan adanya uasah yang intensif.
            Biasanya terdengar ekspirasi yang memanjang serta mengi, meskipun tanfa stetoskope. Bila terdapat hiperkapnia yang berat akan terdapat sianosis.

PENGOBATAN
            Pengobatan sama dengan penyakit obtruksi jalan napas lain:
1.      Pemberian Oksigen
2.      Obat simpatomimetik : epinefrin. Pada pemberian epinefrin harus berhati-hatipada orang tua yang umurnya lebih dari 50 tahun, pasien dengan penyakit jantung koroner dan pada pasien dengan takikardi. Epinfrin diberikan pada asma ringan dan sedang.
3.                  Aminopilin, biasanya diberikan pada asma sedang dan berat. Obat ini diberikan dalam bonlus 5-6 mg/kg BB IV dalam 100 ml dekstrose 5 % . diberikan perlahan-lahan selama 30 menit, bila pasien tidak meminum obat teofilin atau derivatenya selama 1-2 hari terakhir. Kemudian diberikan secara kontinyu :
a.       Pada dewasa muda yang perokok diteruskan 1 mg/kgbb/jam selama 12 jam, dan seterusnya 0,8 mg/kg BB/jam.
b.      Pada dewas muda yang tidak perokok diberikan 0,7 mg/kgBB per jam selama 12 jam, dan seterusnya 0,5 mg/kgBB/jam.
c.       Pada orang tua diteruskan dengan 0.5 mg/kg BB/jam selama 12 jam, kemudian diteruskan diteruskan dengan 0,3 mg/kgBB/jam.
d.      Pada pasien dngan gagl jantung atau gagal hati diberikan 0,5 mg/kg BB/jam.
Untuk pasien yang sebelumnya telah mendapat teopolin, dosis aminofilin dikurangi. Pada pengobatan jangka panjang perlu dilakukan pemeriksaan kadar teopilin dalam darah.

4.      Kortikostiroid.
Mekanisme kostikostiroid pada asma bronkial belum diketahui dengan jelas. Diduga bersipat bronkodilator. Kostikostiroid diberikan bila serangan asma berat, atau sebelum nya telah mendapat obat kostikostiroid. Cara memeberikannya :
a.       Metilprednisolon 20-50 mg IV dengan cepat, kemudian 20 mg IV tiap 4-6 jam.
b.      Prednison oral dengan dosis yang seimbang, juga efektif seperti mtil prednisolon.






Refrensi :
1.          Isnandar N. Pertolongan pertama pada penanggulangan benda asing. Dalam Tjoronegoro A. ed. Kedauratan dan kegawatan medik II FKUI 1982:59
2.          Iskandar N, Hermani B, Oka IB. Cedera pada laring dan trakea dalam : Tjokronegoro A, ed Kedaruratan dan kegawatan Medik II FKUI 1982 : 51.
Milis J. Dyspnea & Respiratory Distress. In: Mills J, Ho MT, Trunkey DD Curren Emergency Diagnosis & treatment. USA: Lange Medical Publications:1983 :45.

Jumat, 21 September 2012

cara diet yang baik

PETUNJUK DIET DAN MAKANAN ANDA

o        Makan terlalu banyak dapat menyebabkan lambung menjadi lemah
o        Aliran darah yang membanjiri otak akan menguatkan naluri hewani dan melemahkan kuasa rohani
o        Banyak makan juga menyebabkan turunnya daya pikir karena kuasa syaraf otak dimanfaatkan untuk menolong perut dalam tugas pencernaaan
o        Berjalan kaki setelah makan dengan posisi kepala tegak dari bahu ditarik ke belakang memberikan satu keuntungan besar
o        Orang yang duduk membungkuk, pengguna sabuk dan pakaian ketat sulit untuk melakukan nafas dalam, hanya bisa untuk nafas pendek, paru-paru kehilangan kuasa mengembang sehingga udara bersih yang membantu memperlancar aliran darah terhambat
o        Makanan dalam bentuk cair yang begitu banyak dimakan tidaklah menyehatkan
o        Makanlah suatu makanan hangat minimal setiap pagi sedang minuman panas hanya sebagai obat
o        Perut sangat mudah terluka karena banyaknya makanan dan minuman yang panas
o        Jangan makan dan minum yang terlalu panas atau terlalu dingin
o        Makanan dingin membuat tenaga inti pusat digunakan untuk memanaskannya sebelum pencernaan dimulai begitu juga dengan minuman dingin, minuman panas melemahkan
o        Jangan mendorong makanan ke bawah dengan cairan, hal itu akan mengurangi aliran air liur
o        Kunyahlah makanan pelan-pelan dan biarkan air liur bercampur dengan makanan, lebih banyak cairan masuk lebih sulit mencernanya
o        Sisihkan waktu untuk makan, jangan jejali perut dengan beragam makanan
o        Jangan makan ketika terlalu gembira, susah hati, terburu-buru tapi biarkan sampai tenang dan bebas
o        Makan banyak bubur adalah satu kesalahan, lebih baik makanan kering agar dapat dikunyah lebih lama
o        Sayuran yang disediakan dengan cara yang sehat lebih baik daripada makanan lembut dan bubur
o        Roti yang berumur 2 atau 3 hari lebih baik dari roti yang baru diangkat
o        Jangan makan setelah olahraga
o        Apabila tubuh dan pikiran bekerja keras sebelum dam sesudah makan, pencernaan tertunda
o        Jika perut sakit maka tenaga syaraf digunakan untuk menolong perut
o        Ragam makanan cukup 2 atau 3 macam. tapi jangan makan makanan yang sama dari waktu ke waktu agar tidak terjadi fermentasi
o        Penggunaan soda atau bubuk pengembang kue dalam pembuatan roti tidak perlu dan berbahaya, soda menimbulkan peradangan dalam perut dan sering meracuni tubuh
o        Roti beragi saat panas, jenis manapun akan susah dicerna
o        Tepung halus akan menambah sakit liver yang tidak aktif
o        Tepung gandum pecah kulit adalah bahan terbaik untuk tubuh
o        Kentang panggang atau kentang rebus disajikan dengan krim dan percikan garam sangat menyehatkan juga kacang
o        Minyak zaitun dapat menyembuhkan sembelit dan beragam sakit perut
o        Minum air hangat 2 gelas sebelum makan sangat bagus
o        Sari anggur murni yang babas dari fermentasi adalah minuman yang menyehatkan
o        Tidak baik makan buah dan sayur dalam waktu yang sama
o        Kue manis dan sayuran yang disajikan sekaligus akan membuat gangguan dalam perut
o        Berikan waktu perut untuk istirahat minimal 5 jam agar lambung punya getah lambung yang cukup untuk mencerna lebih banyak dan baik
o        Kebiasaan makan pagi yang ringan dan makan siang yang berat adalah salah, karena pagi hari perut berada dalam kondisi puncak untuk menampung makanan lebih banyak
o        Makan malam yang terlalu cepat dapat mengganggu pencernaan makan siang, jika terlambat tidak dapat dicerna sebelum tidur
o        Telur mengandung bahan anti racun
o        Jangan makan garam terlalu banyak, hindari manis dan makanlah buah agar keinginan untuk minum saat makan dapat dihilangkan

malnutrisi

MALNUTRISI
( KEKURANGAN NUTRISI )

1)      PENGERTIAN
Malnutrisi lebih diartikan sebagai kekurangannya bahan-bahan nutrisi esensial pada tingkat seluler sebagai akibat dari faktor fisiologi, individu, sosial, pendidikan, ekonomi, budaya dan politik. ( Berkauskas. V. H, dkk, 1994 )
Menurut Gordon ( 1982 ), malnutrisi adalah pemasukan yang tidak memadai dari satu atau lebih jenis makanan atau bahan makanan yang dibutuhkan metabolisme tubuh, misalnya pemasukan protein, zat besi atau vitamin C yang tidak memadai. ( Kozier, B, Erb, G. 1983 )
Mal nutrisi dibedakan atas defisiensi primer dan defisiensi sekunder. Defisiensi primer terjadi ketika bahan-bahan nutrisi yang esensial seperti protein, karbohidrat, lemak dan vitamin tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dalam makanan, sedangkan defisiensi sekunder terjadi karena ketidakmampuan tubuh mencerna dan menyerap makanan.

2.   AKIBAT DARI KEKURANGAN NUTRISI
1)      Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
2)      Kelemahan otot
3)      Depigmentasi rambut dan kulit
4)      Edema
5)      Atropi otot

3.   TANDA – TANDA
1)      BB 20 % atau lebih rendah daripada tinggi dan bentuk BBI
2)      BBR dengan masukan makanan memadai
3)      Masukan makanan kurang dari keperluan tubuh
4)      Kesukaran makan
5)      Ada tanda dan gejala masalah pencernaan seperti nyeri abdomen, kram abdomen, diare.
6)      Kelemahan otot dan penurunan tingkat energi
7)      Rambut berguguran ( alopesia )
8)      Pucat pada kulit, membran mukosa dan konjungtiva

4.   FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MALNUTRISI
1)      Faktor ekonomi
Masyarakat dengan ekonomi lemah, khususnya protein karena harganya mahal
2)      Faktor pendidikan
Kurang pengetahuan tentang nutrisi dan manfaat nutrisi
3)      Faktor satus sosial
Mengkonsumsi makanan sama dengan masyarakat disekitarnya atau berdasarkan status sosial
4)      Faktor anatomi dan fisiologi
Sebelum makanan digunakan untuk metabolisme, makanan terlebih dahulu diabsorsi setelah dicerna, banyak faktor fisiologi yang dapat mengganggu proses pencernaan atau penyerapan makanan
5)      Faktor psikologis
Depresi

sumber-sumber gizi

SUMBER-SUMBER KANDUNGAN GIZI
PADA MAKANAN


1.      Karbohidrat
Sumber karbohidrat yang utama adalah pada padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-kacang kering dan gula. Hasil olahan bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepung, selai, sirup dan sebagainya.
Bahan makanan hewani seperti daging, ayam, ikan, telur dan susu sedikit sekali mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang menjadi makanan pokok di Indonesia yaitu beras, jagung, ubi, singkong, talas, dan sagu.

Bahan Makanan (gram/100gram)

                              

 

Nilai  KH

Bahan Makanan (gram/100gram)

  

Nilai  KH

Gula pasir

Gula kelapa

Jelli / jam

Pati (maizena)
Bihun
Makaroni
Beras setengah giling
Jagung kuning, pipil
Kerupuk udang denganpati
Mie kering
Roti putih
Ketela pohon (singkong)
Ubi jalar merah
Kentang

Kacang ijo

Kacang merah
Kacang kedelai
94,0
76,0
64,5
87,6
82,0
78,7
78,3
73,7
68,2
50,0
50,0
34,7
27,9
19,2
62,9
59,5
34,8
Kacang tanah
Tempe
Tahu

 Pisang ambon

 Apel

 Mangga harumanis

 Pepaya

 Daun singkong

 Wortel

 Bayam

 Kangkung

 Tomat masak

 Hati sapi

 Telur bebek

 Telur ayam

 Susu sapi

 Susu kental manis   

23,6
12,7
1,6
25,8
14,9
11,9
12,2
13,0
9,3
6,5
5,4
4,2
6,0
0,8
0,7
4,3
4,0

     

      Sumber: Daftar Komposisi Bahan Makanan, Depkes, 1979.



2.      Lemak
Sumber utama lemak adalah minyak tunbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung dsb), mentega, margarin, dan lemak hewan (lemak daging dan ayam). Sumber lemak lain adalah kacang-kacangan, biji-bijian, daging dan ayam gemuk, krim, susu, keju dan kuning telur serta makanan yang dimasak dengan lemak atau minyak.
Kebutuhan lemak tidak dinyatakan secara mutlak. WHO (1990) menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15-30%.

Bahan Makanan (gram/100gram)
Nilai
Lemak
Bahan Makanan (gram/100gram)

Nilai
Lemak
Minyak kacang tanah
Minyak kelapa sawit
Minyak kelapa
Ayam
Daging sapi
Telur bebek
Telur ayam
Sarden dalam kaleng
Tawes
Ikan segar
Udang segar
Kacang tanah terkelupas
Kelapa tua, daging
Kacang kedelai, kering
Tahu
Tempe kacang kedelai murni
100,0
100,0
98,0
25,0
14,0
14,3
11,5
27,0
13,0
4,5
0,2
42,8
34,7
18,1
4,6
4,0

Lemak sapi
Mentega
Margarin
Cokelat manis, batang
Tepung susu
Keju
Susu kental manis
Susu sapi segar
Tepung susu krim
Biskuit
Mie kering
Jagung kuning, pipil
Roti putih
Beras setengah giling
Ketela pohon singkong
Apokat
Durian
90,0
81,6
81,0
52,9
30,0
20,3
10,0
3,5
1,0
14,4
11,8
3,9
1,2
1,1
0,3
6,5
3,0

Sumber: DaftarKomposisi Bahan Makanan, Depkes 1979.


3.      Protein
Bahan makanan hewani merupakan sumber protein yang baik. Dalam jumlah maupun mutunya seperti telur susu, daging, unggas, ikan, dan kerang. Sumber protein nabati adalah kacang kedelai dan hasilnya, seperti tempe, tahu, serta kacang-kacangan.
Bahan Makanan
(gram/100gram)

Nilai
Protein
Bahan Makanan (gram/100gram)
Nilai
Protein
Kacang kedelai
Kacang merah
Kacang tanah terkelupas
Kacang hijau
Biji jambu monyet (mente)
Tempe kacang kedelai murni
Tahu
Daging sapi
Ayam
Telur bebek
Telur ayam
Udang segar
Ikan segar
Tepung susu krim
Tepung susu
34.9
29,1
25,3
22,2
21,2
18,3
7,8
18,8
18,2
13,1
12,0
21,0
16,0
35,5
24,6
Keju
Kerupuk udang
Jagung kuning, pipil
Roti putih
Mie kering
Beras setengah giling
Kentang
Gaplek
Ketela pohon (singkong)
Daun singkong
Bayam
Kangkung
Wortel
Tomat masak
Mangga harumanis
22,8
17,2
9,2
8,0
7,9
7,6
2,0
1,5
1,2
6,8
3,5
3,0
1,2
1,0
0,4

Sumber: DaftarKomposisi Bahan Makanan, Depkes 1979.


4.      Vitamin
Vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil yang pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh.
Þ    Vitamin larut lemak
1.      Vitamin A
Bahan Makanan          (ug/100 gram)


RE
Bahan makanan    (ug/100 gram)


RE
Hati sapi
Kuning telur bebek
Kuning telur ayam
Ayam
Ginjal
Ikan sardin (kaleng)
Minyak ikan
Minyak kelapa sawit
Minyak hati ikan hiu
Wortel
Daun singkong
Daun pepaya
Daun lamtoro
Daun tales
Daun melinjo
13170
861
600
243
345
250
24000
18000
2100
3600
3300
5475
5340
3118
3000
Daun katuk
Sawi
Kangkung
Bayam
Ubi jalar merah
Mentega
Margarin
Susu bubuk (full cream)
Keju
Susu kental manis
Susu segar
Mangga masak pohon
Pisang raja
Tomat masak
semangka
3111
1940
1890
1827
2310
1287
600
471
225
153
39
1900
285
450
177

Sumber : Oey Kam Nio: Daftar Analisis Bahan makanan, FKUI, 1992.

2.      Vitamin D
Bahan Makanan (ug/100 gram)


ug
Bahan Makanan   (ug/100 gram)


ug
Susu sapi
ASI
Tepung susu
Krim
Keju
Yogurt
Telur utuh
Kuning telur
Mentega
0,01-0,03
0,04
0,21
0,1-0,28
0,03-0,5
ss-0,04
1,75
4,94
0,76
Minyak hati ikan
Margarin dan sejenis
Daging sapi, babi, biri-biri
Unggas
Hati
Ikan air tawar
Ikan berlemak
Udang dan kerang
210
5,8-8,0
ss
ss
0,2-1,1
ss
ss-25
ss

Keterangan:    ss = sedikit sekali
Sumber: Holland (1991) dalam Garrow j.s. dan W.P.T james, Human Nutrition
And dietetics, 1993, hlm. 223.



3.      Vitamin E

Minyak (mg/100gram)



mg
Biji kapas
Jagung
Kacang kedelai
Kacang tanah
Kelapa
Kelapa sawit
Safflower
Zaitun
30-81
53-162
56-160
20-32
1-4
33-73
25-49
5-15
      
Sumber: Chow, 1985, dalam Garrow, J.S. dan W.P.T. James
               Human Nutrition and Dietetics, 1993, hlm. 230

4.      Vitamin K
Bahan Makanan     (ug/100 gram)

ug
Bahan makanan    (ug/100 gram)


ug
Keju
Mentega
Ayam
Hati sapi
Daging sapi
Minyak jagung
Jagung
Gandum
Tepung terigu
35
30
11
92
7
10
5
5
4
Brokoli
Kol
Daun selada
Bayam
Kopi
Teh hijau
Asparagus
Buncis
Tomat
200
125
129
89
38
712
57
14
5

Sumber: R.E. Olson, 1973 dalam Wilson, E.D, K.H. Fisher dan P.A. Garcia,
              Principles of Nutrition, 1979, hlm.194.

Þ    Vitamin larut Air
1.      Vitamin C
Bahan Makanan (mg/100gram)


mg
Bahan makanan (mg/100gram)

mg
Daun singkong
Daun katuk
Daun melinjo
Daun pepaya
Sawi
Kol
Kol kembang
Bayam
Kemangi
Tomat masak
Kangkung
Ketela pohon kuning
275
200
150
140
102
50
65
60
50
40
30
30
Jambu monyet buah
Gandaria (masak)
Jambu biji
Pepaya
Mangga muda
Mangga masak pohon
Durian
Kedondong (masak)
Jeruk manis
Jeruk nipis
Nenas
Rambutan
197
110
95
78
65
41
53
50
49
27
24
58

Sumber: Daftar Analisis Bahan Makanan, FKUI, 1992.

2.      Vitamin B1 (Tiamin)
Bahan Makanan (mg/100gram)

mg

Bahan Makanan (mg/100gram)



mg
Ragi
Beras tumbuk
Beras giling
Beras merah
Beras ketan hitam tumbuk
Jagung kuning
Havermout
Roti gandum utuh
Roti biasa
Ubi jalar merah
Kacang kapri
Daun kacang panjang
Taoge kacang kedelai
6000
0,34
0,26
0,34
0,24
0,12
0,60
0,14
0,10
0,13
0,34
0,28
0,23
Kacang kedelai
Kacang hijau
Kacang merah
Kacang panjang
Tempe kedelai murni
Daging sapi muda
Hati ayam
Hati sapi
Jantung
Ginjal
Kuning telur bebek
Kuning telur ayam
Ikan selar segar
0,93
0,64
0,60
0,33
0,17
0,14
0,36
0,30
0,35
0,30
0,60
0,27
0,37

Sumber: Daftar Analisis Bahan Makanan, FKUI, 1992 dan Food         Composition Table for Use in East Asia,FAO, 1972.

3.      Vitamin B2 (Riboflavin)
Bahan Makanan (mg/100gram)


mg
Bahan Makanan (mg/100gram)

mg
Susu tanpa lemak
Hati ayam
Susu segar
Es krim
Keju putih
Kacang kedelai
Tahu
Daging sapi
Telur ayam
Telur bebek
Teri nasi kering
udang
1,8
1,42
0,14
1,20
0,35
0,12
0,10
0,31
0,38
0,37
0,23
0,07
Kacang tanah
Kacang hijau
Jagung
Maizena
Ubi jalar merah
Tepung terigu
Beras
Buncis
Kangkung
Daun katuk
Bayam
Pisang ambon
0,20
0,15
0,12
0,09
0,08
0,07
0,04
0,40
0,36
0,31
0,10
0,10

Sumber: Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia, Depkes 1990.
              Food Composition Table for Use in East Asia,FAO, 1972.



4.      Vitamin B6
Bahan Makanan (mg/100gram)


mg
Bahan Makanan (mg/100gram)


mg
Dagimg sapi
Hati sapi
Hati ayam
Jantung sapi
Jantung ayam
Ginjal
Ikan tuna
Kuning telur
0,42
0,82
0,72
0,36
0,28
0,39
0,92
0,31
Beras pecah kulit
Jagung
Tepung terigu
Kacang kedelai
Kacang hijau
Kacang tolo
Kentang
pisang
0,62
0,40
0,44
0,82
0,47
0,42
0,19
0,32

Sumber: Food Composition Table for Use in East Asia,FAO, 1972.

5.   Vitamin B12 (Kobalamin)
Bahan Makanan     (ug/100 gram)


ug
Bahan Makanan     (ug/100 gram)

ug
Hati sapi
Hati ayam
Ginjal
Jantung
Daging sapi
Ayam
Kuning telur
52,7
27,9
16,3
13,3
1,4
0,4
6,0
Keju
Susu sapi segar
Sardin
Ikan belanak
Ikan bandeng
Ikan tuna
Ikan kembung
1,0
0,4
14,4
8,6
3,4
3,0
2,4

Sumber: Food Composition Table for Use in East Asia,FAO, 1972.