Isolasi
sosial : menarik diri menurut Carpenito (1997 : 850) adalah keadaan dimana
individu atau kelompok mengalami atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk
meningkatkan keterlibatan dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat
kontak, sedangkan menurut Townsend, (1995 : 152) isolasi sosial : menarik diri
adalah kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan diterima sebagai
ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu keadaan yang negatif atau
mengancam.
Menarik diri menurut Rasmun (2001 : 18) adalah reaksi yang
ditampilkan individu, dapat berupa reaksi fisik maupun psikologik. Reaksi fisik
yaitu individu pergi atau lari menghindar dari sumber stressor, sedangkan
reaksi psikologik individu menunjukan apatis (acuh), mengisolasi diri tidak
berminat, sering disertai rasa takut dan bermusuhan .
1.
Etiologi
Menurut Struart (1998 :446) ada beberapa faktor yang mepengaruhi
terjadinya gangguan isolasi sosial : menarik diri, antara lain :
a.
Faktor Predisposisi
1)
Faktor perkembangan
Kemampuan
membina hubungan yang sehat tergantung dari pengalaman selama tumbuh kembang.
Jika tugas perkembangan tidak terpenuhi maka akan menghambat masa perkembangan
selanjutnya.
2)
Faktor biologis
Genetik
merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Pada kembar monozigot
lebih besar risiko gangguan jiwa
dibandingkan dengan kembar dizegot.
3)
Faktor sosial budaya
Isolasi
sosial dapat terjadi karena mengadopsi norma, perilaku dan sistem nilai yang
berbeda dari kelompok budaya minoritas.
b.
Faktor Presipitasi.
1)
Stressor sosial budaya
a)
Menurunnya stabilitas unit keluarga.
b)
Berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupannya,
misalnya : karena dirawat di rumah sakit.
2)
Stressor psikologis
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersama
dengan keterbatasan kemampuan untuk mengadopsi.
2.
Tanda dan Gejala.
Adapun karakteristik perilaku klien dengan menarik
diri menurut Struart (1998 : 448) adalah :
a.
Klien kurang spontan, apatis.
b.
Kurang melakukan aktifitas.
c.
Sedih, afek tumpul.
d.
Kemunduran kesehatan fisik.
e.
Kurang merawat diri dan mempertahankan kebersihan
diri.
f.
Perasaan tidak berguna, mengisolasi diri.
g.
Gangguan pemasukan makanan dan minuman.
h.
Tidak mau melakukan kontak mata.
i.
Tidur berlebihaan.
j.
Kurang energi (tenaga)
k.
Menolak berhubungan dengan orang lain.
3.
Penatalaksanaan Medis
Secara garis besar penatalaksanaan medik pada klien
gangguan isolasi sosial : menarik diri menurut Mansjoer (1999 : 238)
adalah :
a.
Pendekatan per individu.
b.
Farmakoterapi (antipsikosis) harus ditunjang oleh
psikoterapi.
Dalam memilih
pertimbangan gejala psikosis yang dominan dan efek samping obat. Contohnya klorpromazin dan tiardazin yang
efek samping sedatifnya kuat terutama digunakan untuk sindroma psikosis dengan
gejala dominan gaduh gelisah, hiperaktif, sulit tidur, kekacauan pikiran,
perasaan, dan perilaku, dan lain-lain.
Sedangkan trifluoperazin, flufenzin, dan haloperidol yang memiliki efek
sedatif lemah digunakan untuk sindroma psikosis dengan gejala dominan apatis,
menarik diri, perasaan tumpul, kehilangan minat, dan inisiatif, hipoaktif,
waham, halusinasi, dan lan-lain.
Obat dimulai dengan
dosis awal sesuai dengan dosis anjuran.
Dinaikan dosisnya setiap 2-3 hari sampai mencapai dosisi efektif (mulai
timbul peredaan gejala). Evaluasi
dilakukan tiap dua minggu dan bila perlu dosis dinaikan, sampai mencapai dosis
optimal. Dosis ini dipertahankan sekitar
8-12 minggu (stabilisasi), kemudian diturunkan setiap dua minggu, sampai
mencapai dosis peliharaan. Dipertahankan
6 bulan sampai 2 tahun (diselingi masa bebas obat 1-2 hari/minggu), kemudian
tapering off, dosis diturunkan tiap 2-4 minggu dean dihentikan.
Obat antipsikosis long
action (flufenazin dekanoat 25 mg/ml atau heloperidol dekonoat 50 mg/ml im, untuk
2-4 minggu) sangat berguna untuk pasien yang tidak mau atau sulit teratur makan
obat ataupun yang tidak efektif terhadap medikasi oral. Dosis mulai dengan 0,5
ml setiap minggu pada bulan pertama, kemudian baru ditingkatkan menjadi 1 ml
setiap bulan.
Penggunaan klorpromazin
injeksi sering menimbulkan hipotensi ortostatik. Bila terjadi atasi dengan
injeksi nor-adrenalin (effortil im). Efek samping ini dapat dicegah dengan
tidak langsung bangun setelah suntik atau tiduran selama 5-10 menit.
Heloperidol sering
menimbulkan gejala ekstrapiramidal, maka diberikan tablet triheksifenidil
(Artane) 3-4 x 2 mg/hari atau sulfat atropin 0,5-0,75 mg im.
c.
Satu macam
pendekatan terapi tidak cukup.
B. Tinjauan Teoritis Keperawatan Gangguan Isolasi Sosial : Menarik Diri
1.
Pengkajian
Menurut Keliat (1998 : 46) pengkajian klien dengan menarik
diri dapat dilakukan dengan cara :
a. Data Objektif
1)
Gangguan pemasukan makanan dan minuman.
2)
Kemunduran kesehatan fisik.
3)
Tidur berlebihan.
4)
Kurang energi (tenaga).
5)
Kurang perawatan diri.
6)
Tidak mempedulikan lingkungan sekitar.
7)
Tampak sering bersedih.
8)
Kegiatan/aktifitas menurun.
9)
Mondar-mandir atau sering terdiam.
b. Data Subyektif
1)
Klien mengatakan malas untuk keluar.
2)
Klien mengatakan masih ingin tidur.
3)
Klien mengatakan tidak ingin makan.
4)
Klien mengatakan kurang bergairah.
2.
Masalah Keperawatan Dan Diagnosis Keperawatan.
Pada klien dengan
masalah utama kerusakan isolasi sosial : menarik diri menurut Keliat, (1998 :
17) didapatkan masalah keperawatan sebagai berikut :
a.
Ganguan isolasi sosial : menarik diri.
b.
Perubahan persepsi sensori.
c.
Kekerasan, resiko tinggi.
d.
Harga diri rendah
e.
Intoleransi aktifitas
f.
Sindrom difisit perawatan diri.
g.
Koping keluarga inefektif : ketidakmampuan merawat
klien dirumah.
h.
Ketegangan peran pemberi perawatan.
Adapun diagnosis keperawatan dari
pohon masalah tersebut adalah :
a.
Risiko tinggi mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan berhubungan dengan halusinasi.
b.
Perubahan persepsi sensori : halusinasi … berhubungan
dengan menarik diri.
c.
Gangguan isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri
rendah
d.
Defisit perawatan diri berhubungan dengan turunnya
kemampuan dan motivasi perawatan diri.
3.
Intervensi
keperawatan
Adapun intervensi keperawatan pada klien dengan gangguan
isolasi sosial : menarik diri (menurut kaliat,1998 : 19) adalah :
a.
Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan berhubungan dengan perubahan persepsi sensori : halusinasi …….
–
Tujuan Khusus I (TUK I) : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan prinsif
komonikasi terapeutik
–
TUK II : Klien dapat mengenali halusinasinya.
–
TUK III : Klien dapat mengontrol halusinasinya.
–
TUK IV :
Klien mendapat dukungan dari keluarganya dalam mengontrol halusinasinya.
–
TUK V : Klien dapat memamfaatkan obat dengan baik
b.
Perubahan persepsi sensori : halusinasi …. berhubungan
dengan gangguan isolasi sosial : menarik diri.
–
TUK I :
Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsif
komonikasi twerapeutik.
–
TUK II :
Klien dapat menyebutkan penyebab dari menarik diri dan tanda-tanda dari menarik
diri.
–
TUK III :
Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
tidak berhubungan dengan orang lain.
–
TUK IV :
Klien dapat melakukan hubungan sosial secara bertahap.
–
TUK V :
Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan orang lain.
–
TUK VI :
Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga mampu mengembangkan
kemampuan klien berhubungan dengan orang lain.
c.
Gangguan isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
–
TUK I :
Klien dapat membina hubungan saling percaya
dengan prinsif komonikasi terapeutik.
–
TUK II :
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
–
TUK III :
Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
–
TUK IV :
Klien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya.
–
TUK V :
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya.
–
TUK VI :
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
d.
Difisit perawatan diri berhubungan dengan kurangnya
kemampuan dan motivasi perawatan diri.
–
TUK I :
Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
–
TUK II :
Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawata.
–
TUK III :
Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.
–
TUK IV :
Klien dapat mempertahankan perawatan diri secara mandiri.
–
TUK V :
Klien mendapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.
Adapun
rencana keperawatan menurut Rasmun (2001 : 89) meliputi :
a.
Psikoterapeutik
1)
Membina
hubungan saling percaya.
2)
Berkomonikasi dengan klien secara wajar dan
terbuka.
3)
Kenal dan dukung
kelebihan klien.
4)
Bantu klien
mengurangi ansietasnya ketika berhubungan interpersonal.
b.
Pendidikan Kesehatan
1)
Jelaskan
kepada klien cara mengungkapkan perasaan selain
dengan kata-kata.
2)
Bicarakan
dengan klien peristiwa yang menyebabkan menarik diri.
3)
Jelaskan dan
anjurkan keluarga untuk tetap mengadakan hubungan dengan klien.
c.
Kegiatan hidup sehari-hari/Actifity Deily Living (ADL)
1)
Bantu klien
dalam melaksanakan kebersihan diri secara mandiri.
2)
Bimbing klien
untuk berpakaian yang rapi.
3)
Batasi
kesempatan untuk tidur siang.
d.
Terapi Somatik
1)
Beri obat
sesuai dengan prinsip lima benar.
2)
Pantau reaksi
obat pada klien.
3)
Catat
pemberian obat dan pastikan apakah obat telah diminum.
e.
Lingkungan terapi terapeutik
1)
Fisik
a)
Pindahkan barang-barang yang dapat membahayakan klien
maupun orang lain diruangan klien.
b)
Catat agar klien tidak sendirian diruangannya dalam
waktu yang lama.
c)
Beri rangsangan sensori seperti suara dan gambar
hiasan yang ceria di ruangan klien.
2)
Sosial
a)
Libatkan klien dapat berinteraksi dengan perawat dan
klien lain secara bertahap.
b)
Fasilitasi klien untuk berperan serta dalam terapi
kelompok, okupasi rekriasi, serta terapi keluarga
4.
Evaluasi
Evaluasi menurut
Keliat (1998 : 21) dari intervensi diagnosis keperawatan tersebut adalah :
–
Klien dapat berinterasksi dengan orang lain sehingga
tidak terjadi halusinasi.
–
Klien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri.
–
Klien dapat mengenal dan mengontrol halusinasinya.
–
Klien dapat memulai percakapan dan mau melakuakan
tatapan muka.
–
Klien mampu mengambil keputusan dan mengemukakan
pendapat sehingga harga diri dan rasa percaya diri klien meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar